Skip to main content
728

Pahami Al-Quran, Sebaiknya Ketahui Dahulu Ayat Muhkam & Mutasyabih

Al-Qur’an diturunkan dengan bahasa Arab yang jelas, baik dari segi kosakata, susunan kalimat, istilah-stilah yang terdapat di dalamnya, perumpamaan-perumpamaan, maupun majaz-majaznya.Al-Qur’an disusun dengan menggunakan bahasa Arab sebagaimana terlihat pada huruf-huruf yang dipergunakannya. Al-Qur’an terdiri dari 114 surat (baca: Al-Quran dalam Angka), di antara 6666 ayatnya ada yang bersifat muhkam dan ada yang bersifat mutasyabih. Di sini diterangkan bahwa sebagian ayat Al-Qur’an adalah bersifat muhkam dan sebagian lagi bersifat mutasyabih (samar/ibarat).
http://renaldhaque.blogspot.co.id/2017/06/pahami-al-quran-sebaiknya-ketahui.html

Ayat Muhkam

Kata muhkam محكم dari kata hakama حكم artinya mencegah, lalu dari kata ini digubah menjadi ahkama أحكم artinya membuat sesuatu menjadi kuat atau stabil, sehingga bisa diartikan tak berubah dan tak berganti. Kuat dan stabilnya ayat ini menjadikanya jelas dan terang pengertianya sehingga tidak ada samar. Dari sinilah kata muhkam diartikan dengan
أيات محكمات بينات واضحات الدلالة, لا التباس فيها على أحد من الناس 
Artinya bahwa ayat muhkamaat adalah ayat-ayat yang jelas dan terang pengertianya dan tidak ada kesamaran bagi siapapun. Ali bin Thalhah meriwayatkan dari Ibnu Abbas bahwa ayat-ayat muhkamat adalah ayat-ayat yang menasakh (menggantikan ayat lain), ayat-ayat yang mengenai halal-haram, huduud (hukuman), hukum-hukum, apa yang diperintahkan dan apa yang harus dikerjakan.

Ayat Mutasyabih

Adapun kata mutasyabih dari kata syibh شبه artinya menyerupai atau mirip. Oleh karena itu, kata mutasyabihat Dalam tafsir Ibnu Kastir, dijelaskan pengertian ayat-ayat mutasyabihat dengan uangkapan
  إشتباه في الدلالة على كثير من الناس أو بعضهم  
Artinya: ayat-ayat mutasyabihat adalah ayat-ayat yang didalamnya terdapat kesamaran pengertian bagi kebanyakan atau sebagian orang. Adapun pendapat Muqatil bin Hayyan bahwa yang dimaksud dengan ayat-ayat mutasyabihat adalah ayat yang dinasakh, perumpamaan-perumpamaan, sumpah, dan apa yang harus dipercayai tetapi bukan hal yang diamalkan. Pendapat lain mengatakan bahwa ia merupakan Fawatihus suwar فواتح السور yakni huruf-huruf yang terpotong di awal-awal surat seperti الم pada surat al-Baqarah, كهيعص pada surat Maryam.

Dengan demikian, ayat-ayat mutasyabihaat adalah lawan dari ayat-ayat muhkamaat. Dan pendapat yang paling baik adalah pendapat Muhammad bin Ishaq bin Yasar ketika ia menjelaskan firman Allah pada surah Ali Imran ayat 7

هُوَ ٱلَّذِىٓ أَنزَلَ عَلَيۡكَ ٱلۡكِتَـٰبَ مِنۡهُ ءَايَـٰتٌ۬ مُّحۡكَمَـٰتٌ هُنَّ أُمُّ ٱلۡكِتَـٰبِ وَأُخَرُ مُتَشَـٰبِهَـٰتٌ۬‌ۖ فَأَمَّا ٱلَّذِينَ فِى قُلُوبِهِمۡ زَيۡغٌ۬ فَيَتَّبِعُونَ مَا تَشَـٰبَهَ مِنۡهُ ٱبۡتِغَآءَ ٱلۡفِتۡنَةِ وَٱبۡتِغَآءَ تَأۡوِيلِهِۦ‌ۗ وَمَا يَعۡلَمُ تَأۡوِيلَهُ ۥۤ إِلَّا ٱللَّهُ‌ۗ وَٱلرَّٲسِخُونَ فِى ٱلۡعِلۡمِ يَقُولُونَ ءَامَنَّا بِهِۦ كُلٌّ۬ مِّنۡ عِندِ رَبِّنَا‌ۗ وَمَا يَذَّكَّرُ إِلَّآ أُوْلُواْ ٱلۡأَلۡبَـٰبِ (٧)
Dialah yang menurunkan Al Kitab (Al Quran) kepada kamu. Di antara (isi)nya ada ayat-ayat yang muhkamaat, itulah pokok-pokok isi Al qur´an dan yang lain (ayat-ayat) mutasyaabihaat. Adapun orang-orang yang dalam hatinya condong kepada kesesatan, maka mereka mengikuti sebahagian ayat-ayat yang mutasyaabihaat daripadanya untuk menimbulkan fitnah untuk mencari-cari ta´wilnya, padahal tidak ada yang mengetahui ta´wilnya melainkan Allah. Dan orang-orang yang mendalam ilmunya berkata: "Kami beriman kepada ayat-ayat yang mutasyaabihaat, semuanya itu dari sisi Tuhan kami". Dan tidak dapat mengambil pelajaran (daripadanya) melainkan orang-orang yang berakal (7) Menurut Muhammad bin Ishaq, ayat-ayat muhkamaat itu adalah hujjah Allah, pegangan bagi hamba dan penolak bantahan yang bathil; ayat-ayat yang tidak mengenal tashrif (penyimpangan) dan tahrif (perubahan) dari apa yang ditetapkan atasnya. Lebih lanjut, Muhammad bin Ishaq bin Yasar berkata, “ayat-ayat mutasyabihaat dalam hal kebenaran itu tidak boleh ada tashrif, tahrif, dan takwil di dalamya. Dengan ini Allah menguji hamba-hamba-NYa sebagaimana Dia telah menguji mereka dalam masalah halal-haram.Agar demikian, benar-benar ayat-ayat tersebut disimpangkan kepada sesuatu yang bathil dan tidak pula dirubah dari kebenaran.

Post a Comment

0 Comments

Nasab Nabi Muhammad SAW

Nasab Nabi Setelah itu aku berkata: Dia adalah junjungan kita, Nabi Muhammad bin Abdullah bin Abdul Muththalib. Abdul Muthollib memiliki nama asli Syaibatul Hamdi yang dipuji karena perilaku-perilakunya yang luhur itu . Ia putra Hasyim, yang nama sebenarnya ‘Amr, putra Abdi Manaf, yang nama sebenarnya Mughirah, yang keluhuran itu dicitrakan kepadanya karena kemuliaan nasabnya. Ia merupakan putra Qushay. Qushay memiliki nama sebenarnya Mujammi’. Disebut Qushaiy (jauh) karena jauhnya ia berkelana ke negeri Qudha‘ah yang amat jauh. Hingga akhirnya Allah Ta‘ala mengembalikannya ke tanah haram (suci) dan terhormat, lalu Allah menjaganya dengan baik. Ia putra dari Kilab. Kilab memiliki nama Hakim, putra Murrah, putra Ka‘ab, putra Luayy, putra Gholib, putra Fihr. Fihr bernama asli "Quraisy." Kepadanya lah dinasabkan semua suku Quraisy. Sebagaimana pendapat banyak orang, di atasnya lagi adalah dari Kabilah Kinanah. Fihr adalah putra Malik, putra Nadhr, putra Kinanah, putra Khuzai

Mengapa disebut Nuzulul Quran?

Kita sering mendengar istilah نزول القرأن (baca: nuzulul quran), dan kita sama-sama memahaminya sebagai malam pertama kali al-Quran diturunkan pertama kali sebagai wahyu kepada Nabi Muhammad SAW. Kitapun sepakat merayakan napak tilas nuzulul quran pada tiap malam 17 Ramadlan. Hal itu bersumber dari surat al-Qodr ayat pertama dan al-Baqarah ayat 185 إِنَّآ أَنزَلۡنَـٰهُ فِى لَيۡلَةِ ٱلۡقَدۡرِ (١) شَہۡرُ رَمَضَانَ ٱلَّذِىٓ أُنزِلَ فِيهِ ٱلۡقُرۡءَانُ هُدً۬ى لِّلنَّاسِ وَبَيِّنَـٰتٍ۬ مِّنَ ٱلۡهُدَىٰ وَٱلۡفُرۡقَانِ  Para ulama dalam tafsirnya sepakat bahwa kata ganti pada ayat pertama surah al-Qodr merujuk pada al-Quran, bukan kitab samawi lainnya. Ini dikarenakan keagungan dan urgensi dari al-Quran sehingga disebutkan dalam bentuk dlomir/ kata ganti. Tetapi mengapa masyhur dengan sebutan nuzulul quran نزول القرأن , dan bukan inzalul quran إنزال القرأن agar sesuai dengan kata dasar anzala أنزل seperti dalam ayat tersebut? Nuzul dan bentuk derivatifnya Kita pahami te

Perjalanan Pembukuan Al-Quran

Ketika kita membaca Al-Quran cetakan manapun, tak terbayang bagaimana kitab suci yang awalnya berupa lampiran-lampiran di dedauanan, kulit ternak dan kain, namun sekarang telah terkodifikasi dalam bentuk buku yang memudahkan kita umatnya untuk membacanya. Ini dikarenakan kebijaksanaan Allah menurunkan Al-Quran bertahap dan berangsur-angsur (Baca: Al-Quran; yang Pertama dan yang Terakhir ). Al-Quran yang ada di tangan kita sekarang telah melalui perjalanan panjang yang berliku-liku selama kurun waktu lebih dari 1390 tahun. Hal yang indah dan menakjubkan adalah dalam masa itu keotentikan Al-Quran tetap terjamin, karena Allah-lah yang menjamin langsung dan diabadikan dalam QS.AL Hijr ayat 9 اِنَّا نَحۡنُ نَزَّلۡنَا الذِّكۡرَ وَاِنَّا لَهٗ لَحٰـفِظُوۡنَ “Sesungguhnya Kamilah yang menurunkan adz-Dzikr (Al-Quran), dan kamilah yang akan menjaganya” Sejarah yang melatarbelakangi Al-Quran dari masa khulafaur Rasyidin hingga sekarang melibatkan tokoh-tokoh yang ditakdirkan Allah se
728