Al-Qur’an diturunkan dengan bahasa Arab yang jelas, baik dari segi kosakata, susunan kalimat, istilah-stilah yang terdapat di dalamnya, perumpamaan-perumpamaan, maupun majaz-majaznya.Al-Qur’an disusun dengan menggunakan bahasa Arab sebagaimana terlihat pada huruf-huruf yang dipergunakannya. Al-Qur’an terdiri dari 114 surat (baca: Al-Quran dalam Angka), di antara 6666 ayatnya ada yang bersifat muhkam dan ada yang bersifat mutasyabih. Di sini diterangkan bahwa sebagian ayat Al-Qur’an adalah bersifat muhkam dan sebagian lagi bersifat mutasyabih (samar/ibarat).
أيات محكمات بينات واضحات الدلالة, لا التباس فيها على أحد من الناس
Artinya bahwa ayat muhkamaat adalah ayat-ayat yang jelas dan terang pengertianya dan tidak ada kesamaran bagi siapapun. Ali bin Thalhah meriwayatkan dari Ibnu Abbas bahwa ayat-ayat muhkamat adalah ayat-ayat yang menasakh (menggantikan ayat lain), ayat-ayat yang mengenai halal-haram, huduud (hukuman), hukum-hukum, apa yang diperintahkan dan apa yang harus dikerjakan.
إشتباه في الدلالة على كثير من الناس أو بعضهم
Artinya: ayat-ayat mutasyabihat adalah ayat-ayat yang didalamnya terdapat kesamaran pengertian bagi kebanyakan atau sebagian orang. Adapun pendapat Muqatil bin Hayyan bahwa yang dimaksud dengan ayat-ayat mutasyabihat adalah ayat yang dinasakh, perumpamaan-perumpamaan, sumpah, dan apa yang harus dipercayai tetapi bukan hal yang diamalkan. Pendapat lain mengatakan bahwa ia merupakan Fawatihus suwar فواتح السور yakni huruf-huruf yang terpotong di awal-awal surat seperti الم pada surat al-Baqarah, كهيعص pada surat Maryam.
Dengan demikian, ayat-ayat mutasyabihaat adalah lawan dari ayat-ayat muhkamaat. Dan pendapat yang paling baik adalah pendapat Muhammad bin Ishaq bin Yasar ketika ia menjelaskan firman Allah pada surah Ali Imran ayat 7
هُوَ ٱلَّذِىٓ أَنزَلَ عَلَيۡكَ ٱلۡكِتَـٰبَ مِنۡهُ ءَايَـٰتٌ۬ مُّحۡكَمَـٰتٌ هُنَّ أُمُّ ٱلۡكِتَـٰبِ وَأُخَرُ مُتَشَـٰبِهَـٰتٌ۬ۖ فَأَمَّا ٱلَّذِينَ فِى قُلُوبِهِمۡ زَيۡغٌ۬ فَيَتَّبِعُونَ مَا تَشَـٰبَهَ مِنۡهُ ٱبۡتِغَآءَ ٱلۡفِتۡنَةِ وَٱبۡتِغَآءَ تَأۡوِيلِهِۦۗ وَمَا يَعۡلَمُ تَأۡوِيلَهُ ۥۤ إِلَّا ٱللَّهُۗ وَٱلرَّٲسِخُونَ فِى ٱلۡعِلۡمِ يَقُولُونَ ءَامَنَّا بِهِۦ كُلٌّ۬ مِّنۡ عِندِ رَبِّنَاۗ وَمَا يَذَّكَّرُ إِلَّآ أُوْلُواْ ٱلۡأَلۡبَـٰبِ (٧)
Dialah yang menurunkan Al Kitab (Al Quran) kepada kamu. Di antara (isi)nya ada ayat-ayat yang muhkamaat, itulah pokok-pokok isi Al qur´an dan yang lain (ayat-ayat) mutasyaabihaat. Adapun orang-orang yang dalam hatinya condong kepada kesesatan, maka mereka mengikuti sebahagian ayat-ayat yang mutasyaabihaat daripadanya untuk menimbulkan fitnah untuk mencari-cari ta´wilnya, padahal tidak ada yang mengetahui ta´wilnya melainkan Allah. Dan orang-orang yang mendalam ilmunya berkata: "Kami beriman kepada ayat-ayat yang mutasyaabihaat, semuanya itu dari sisi Tuhan kami". Dan tidak dapat mengambil pelajaran (daripadanya) melainkan orang-orang yang berakal (7)
Menurut Muhammad bin Ishaq, ayat-ayat muhkamaat itu adalah hujjah Allah, pegangan bagi hamba dan penolak bantahan yang bathil; ayat-ayat yang tidak mengenal tashrif (penyimpangan) dan tahrif (perubahan) dari apa yang ditetapkan atasnya. Lebih lanjut, Muhammad bin Ishaq bin Yasar berkata, “ayat-ayat mutasyabihaat dalam hal kebenaran itu tidak boleh ada tashrif, tahrif, dan takwil di dalamya. Dengan ini Allah menguji hamba-hamba-NYa sebagaimana Dia telah menguji mereka dalam masalah halal-haram.Agar demikian, benar-benar ayat-ayat tersebut disimpangkan kepada sesuatu yang bathil dan tidak pula dirubah dari kebenaran.
Ayat Muhkam
Kata muhkam محكم dari kata hakama حكم artinya mencegah, lalu dari kata ini digubah menjadi ahkama أحكم artinya membuat sesuatu menjadi kuat atau stabil, sehingga bisa diartikan tak berubah dan tak berganti. Kuat dan stabilnya ayat ini menjadikanya jelas dan terang pengertianya sehingga tidak ada samar. Dari sinilah kata muhkam diartikan denganAyat Mutasyabih
Adapun kata mutasyabih dari kata syibh شبه artinya menyerupai atau mirip. Oleh karena itu, kata mutasyabihat Dalam tafsir Ibnu Kastir, dijelaskan pengertian ayat-ayat mutasyabihat dengan uangkapanDengan demikian, ayat-ayat mutasyabihaat adalah lawan dari ayat-ayat muhkamaat. Dan pendapat yang paling baik adalah pendapat Muhammad bin Ishaq bin Yasar ketika ia menjelaskan firman Allah pada surah Ali Imran ayat 7
0 Comments