Skip to main content
728

Kosmologi Qurani (1); Jarak antar Alam Semesta dalam Al-Quran

Awal kewajiban kita sebagai makhluq adalah mengetahui pencipta kita, satu-satunya kholiq yakni Allah SWT. Ma'rifat (mengenal/ mengetahui) adalah keharusan bagi tiap muslim yang beriman, dalam syariat harus kita tanamkan pada putra-putri kita sejak dini.
Dalam nadlam Jauhar Tauhid karya Imam Ibrahim al-Laqoni menerangkan sebagai berikut
وَاجْزِمْ بِأَنَّ أَوَّلاً مِمَّـا يَجِـبْ # مَعَرِفَـةٌ وَفِيـهِ خُلْـفٌ مُنْتَـصِـبْ
فَانْظُرْ إِلَى نَفْسِكَ ثُـمَّ انْتَقِـلِ # لِلْعَالـمَ العُلـوِيِّ ثُــمَّ السُّفْـلِـي
Kedua nadlam ini menyiratkan salah satu cara untuk mengenal Allah, yakni dengan memandangi keajaiban yang ada dalam tubuh kita sendiri, bagaimana tuhan menciptakan kita. kemudian berfikirlah tentang fenomena alam yang berada diatas, layaknya langit, antariksa, bintang dan benda kosmos lainnya.

Isyarat Tahun Cahaya dalam al-Quran

Selama ini kita mempelajari betapa luasnya galaksi dimana kita berada, itupun masih ada galaksi lain yang letaknya sangat amat jauh. Tadabbur (merenung dan berfikir) mengenai kebesaran alam semesta diatas kita tentu tak lepas dari tadabbur tentang sang kholiq yang menitahkannya. Allah telah menciptakannya dan sampai sekarang kita masih belum dapat menguak rahasia dan pengetahuan kosmologi.
Untuk menggambarkan luasnya galaksi, kita mengenal istilah Tahun Cahaya (light year). Kita mengenalnya sebagai satuan ukur jarak yang ditempuh cahaya dalam satu tahun melewati ruang hampa udara. Istilah tahun yang digunakan untuk perhitungan adalah yang mempunyai 365,25 hari atau 31.557.600 detik. Kadang kala rata-rata tahun tropis 31.556.925,9747 detik digunakan. Karena cahaya menempuh kecepatan 299.792.458 perdetik (ms−1) dalam ruang hampa udara, maka dengan menggunakan tahun Julian, satu tahun cahaya sama dengan 9.460.730.472.580.800 kilometer atau sering dibulatkan menjadi 1015 kilometer.
Alquran yang diturunkan pada Nabi Muhammad pada abad ke-7 telah menyiratkan cahaya sebagai media ukur antar galaksi. Hal itu tertuang dalam Surah al-Ma'arij ayat 4:

تَعۡرُجُ ٱلۡمَلَـٰٓٮِٕڪَةُ وَٱلرُّوحُ إِلَيۡهِ فِى يَوۡمٍ۬ كَانَ مِقۡدَارُهُ ۥ خَمۡسِينَ أَلۡفَ سَنَةٍ۬ (٤)
"para malaikat dan ruh (Jibril) naik (menghadap) kepada Tuhan, dalam sehari setara dengan 50.000 tahun"
Ayat diatas menegaskan adanya jarak antara langit dan bumi. Hal ini digambarkan dari kata ta'ruju تعرج yang bisa diartikan "naik" dari bumi ke langit sebagai simbolisasi perintah Allah. Senada dengan penuturan Ibnu Hatim dari riwayat Ibnu Abbas mengenai tafsir ayat ini, bahwasanya "sehari" yang dimaksud adalah jarak lapisan bumi paling bawah hingga langit lapis ketujuh.
Menurut hadits Marfu' riwayat shahabat al-Barra, kata "Ruh" روح  diartikan nyawa manusia/ bani adam, meski Imam Abu Saleh mentakwil "ruh" sebagai julukan Malaikat Jibril. Malaikat yang tercipta dari cahaya disebut dengan tegas sekaligus diungkapkan sebagai benda yang bergerak dari Bumi menuju langit. Dari sini tentu saja pengetahuan sains kosmologi yang dimulai abad ke-10 telah mendapat petunjuk awalnya.
Dalam Surah Yunus ayat 5 allah menuturkan cahaya dalam konteks kosmologis.
هُوَ ٱلَّذِى جَعَلَ ٱلشَّمۡسَ ضِيَآءً۬ وَٱلۡقَمَرَ نُورً۬ا وَقَدَّرَهُ ۥ مَنَازِلَ لِتَعۡلَمُواْ عَدَدَ ٱلسِّنِينَ وَٱلۡحِسَابَ‌ۚ مَا خَلَقَ ٱللَّهُ ذَٲلِكَ إِلَّا بِٱلۡحَقِّ‌ۚ يُفَصِّلُ ٱلۡأَيَـٰتِ لِقَوۡمٍ۬ يَعۡلَمُونَ (٥)
"Dialah yang mejadikan matahari bersinar dan bulan bercahaya, dan dialah yang menetapkan tempat-tempat (orbit) agar kamu mengetahui bilangan tahun dan perhitungan (waktu). Allah tidak menciptakan itu melainkan dengan benar. Dia menjelaskan tanda-tanda (kebesaran-Nya) kepada orang yang mengetahui"
Jika diamati, ayat tersebut menjelaskan kebesaran Allah dalam ciptaan-Nya, cahaya. Apa saja manfaat cahaya? Ayat diatas menjelaskan lebih tentang manfaat cahaya yang dipahami sekedar penerang di kegelapan. Bagi orang-orang yang berfikir, cahaya adalah sarana menghitung termasuk menghitung revolusi bumi dalam kalender tahunan, rotasi dalam masa 1 hari, dan juga menghitung benda-benda langit.
Setelah diketahui terdapat galaksi di luar Bima Sakti, pengamatan awal menggunakan kasat mata. Radiasi puncak mayoritas bintang memang berada dalam spektrum ini, sehingga pengetahuan tentang benda-benda pembentuk galaksi menjadi sangat penting dalam astronomi optik.
Debu yang ada di antara bintang dan galaksi sangat sulit ditembus oleh cahaya kasat mata, namun lebih transparan terhadap cahaya inframerah-jauh. Perkembangan terus terjadi hingga akhirnya pengamatan luar angkasa menggunakan spektrum cahaya tak kasat mata, khususnya penelitian galaksi aktif.
Betapa al-Quran menyimpan rahasia mengenai fisika modern, yang terbagi ke beberapa cabang seperti astrologi dan kosmologi. Sindiran halus Surah Yunus ayat 5 terhadap kita semua bahwa hanya orang yang berfikir-lah yang mengetahui kebesaran Allah dibalik ciptaan-Nya.

Wallahu A'lam

Post a Comment

0 Comments

Nasab Nabi Muhammad SAW

Nasab Nabi Setelah itu aku berkata: Dia adalah junjungan kita, Nabi Muhammad bin Abdullah bin Abdul Muththalib. Abdul Muthollib memiliki nama asli Syaibatul Hamdi yang dipuji karena perilaku-perilakunya yang luhur itu . Ia putra Hasyim, yang nama sebenarnya ‘Amr, putra Abdi Manaf, yang nama sebenarnya Mughirah, yang keluhuran itu dicitrakan kepadanya karena kemuliaan nasabnya. Ia merupakan putra Qushay. Qushay memiliki nama sebenarnya Mujammi’. Disebut Qushaiy (jauh) karena jauhnya ia berkelana ke negeri Qudha‘ah yang amat jauh. Hingga akhirnya Allah Ta‘ala mengembalikannya ke tanah haram (suci) dan terhormat, lalu Allah menjaganya dengan baik. Ia putra dari Kilab. Kilab memiliki nama Hakim, putra Murrah, putra Ka‘ab, putra Luayy, putra Gholib, putra Fihr. Fihr bernama asli "Quraisy." Kepadanya lah dinasabkan semua suku Quraisy. Sebagaimana pendapat banyak orang, di atasnya lagi adalah dari Kabilah Kinanah. Fihr adalah putra Malik, putra Nadhr, putra Kinanah, putra Khuzai

Mengapa disebut Nuzulul Quran?

Kita sering mendengar istilah نزول القرأن (baca: nuzulul quran), dan kita sama-sama memahaminya sebagai malam pertama kali al-Quran diturunkan pertama kali sebagai wahyu kepada Nabi Muhammad SAW. Kitapun sepakat merayakan napak tilas nuzulul quran pada tiap malam 17 Ramadlan. Hal itu bersumber dari surat al-Qodr ayat pertama dan al-Baqarah ayat 185 إِنَّآ أَنزَلۡنَـٰهُ فِى لَيۡلَةِ ٱلۡقَدۡرِ (١) شَہۡرُ رَمَضَانَ ٱلَّذِىٓ أُنزِلَ فِيهِ ٱلۡقُرۡءَانُ هُدً۬ى لِّلنَّاسِ وَبَيِّنَـٰتٍ۬ مِّنَ ٱلۡهُدَىٰ وَٱلۡفُرۡقَانِ  Para ulama dalam tafsirnya sepakat bahwa kata ganti pada ayat pertama surah al-Qodr merujuk pada al-Quran, bukan kitab samawi lainnya. Ini dikarenakan keagungan dan urgensi dari al-Quran sehingga disebutkan dalam bentuk dlomir/ kata ganti. Tetapi mengapa masyhur dengan sebutan nuzulul quran نزول القرأن , dan bukan inzalul quran إنزال القرأن agar sesuai dengan kata dasar anzala أنزل seperti dalam ayat tersebut? Nuzul dan bentuk derivatifnya Kita pahami te

Perjalanan Pembukuan Al-Quran

Ketika kita membaca Al-Quran cetakan manapun, tak terbayang bagaimana kitab suci yang awalnya berupa lampiran-lampiran di dedauanan, kulit ternak dan kain, namun sekarang telah terkodifikasi dalam bentuk buku yang memudahkan kita umatnya untuk membacanya. Ini dikarenakan kebijaksanaan Allah menurunkan Al-Quran bertahap dan berangsur-angsur (Baca: Al-Quran; yang Pertama dan yang Terakhir ). Al-Quran yang ada di tangan kita sekarang telah melalui perjalanan panjang yang berliku-liku selama kurun waktu lebih dari 1390 tahun. Hal yang indah dan menakjubkan adalah dalam masa itu keotentikan Al-Quran tetap terjamin, karena Allah-lah yang menjamin langsung dan diabadikan dalam QS.AL Hijr ayat 9 اِنَّا نَحۡنُ نَزَّلۡنَا الذِّكۡرَ وَاِنَّا لَهٗ لَحٰـفِظُوۡنَ “Sesungguhnya Kamilah yang menurunkan adz-Dzikr (Al-Quran), dan kamilah yang akan menjaganya” Sejarah yang melatarbelakangi Al-Quran dari masa khulafaur Rasyidin hingga sekarang melibatkan tokoh-tokoh yang ditakdirkan Allah se
728